Aih, saya
ini bodoh masalah politik tapi tergoda nulis masalah pilpres ini. Karena..huaaaa….seru
sekali pemilihan presiden kali ini. Seingat saya, ini pemilu paling seru, dan heboh.
Mungkin karena hanya ada 2 pilihan itu kali ya. Semua punya jagoan
masing-masing, semua mendadak jadi pengamat. Tapi kapan lagi kayak gini? Seneng
lo ngeliatnya. Meski kadang empet juga ngeliat yang gontok-gontokan di status
membela capresnya masing-masing. Senengnya, semua peduli. Banyak temen yang pemilihan
legislative kemarin golput, pilpres ini memutuskan untuk nggak golput.
Alhamdulilah ^^. Seru ketika setelah debat di televisi, banyak di twitter dan
FB bersliweran komentar membela capers pilihan masing-masing. Datang kantor
yang dibahas pun debat kemarin. Saling menjagokan capres pilihan. Ah, seru. Kapan
lagi kayak gini? Bahkan Emak Tutik rewang di rumah pun, tontonannya Metro dan
TV One. Hihi..
Sekarang saatnya
kita dukung capres masing-masing dengan elegan. Udah nggak asik black campaign.
Kalo membeberkan fakta tentang keburukan capres saingan, boleh aja. Tapi ingat
ya, fakta. Bukan opini, gambar hoax dll. Fakta itu ya jelas sumbernya. Mengutip
status sodara saya, Capres bukan Tuhan,
jadi nggak perlu dipuji setinggi langit. Capres juga bukan setan jadi nggak
perlu dikutuk. Setuju banget. Yang namanya manusia, kita nggak pernah tau
isi dibalik “topeng”nya. Malu lo, memuji setinggi langit ternyata ketika
terpilih tidak sesuai dengan janji. Atau menghina sedemikian gencar, ketika
terpilih malah mensejahterakan. Kalo mendukung, sekali lagi caranya yang
elegan. Share berita positif si jagoan, prestasinya. Boleh beropini, menganalisa
tapi ya tanpa mencaci kubu sebelah tanpa dasar. Hati-hati juga ketika menshare
berita. Harus jelas sumbernya. Nggak malu menshare berita yang ternyata isinya
nggak bener, ujung-ujungnya fitnah. Kalo fitnah, siapa yang dosa? Ya kita. Capresnya
ngajak kita makan soto aja nggak pernah, mosok kita mau kena dosa hanya karena
ngebelain dia? Hihi..
Saran untuk
pendukung, boleh loh misal pendukung no 1, coba deh ikuti twitter/tulisan
pendukung no 2. Begitupun sebaliknya, pendukung no 2, silakan ikuti artikel,
twitter para pendukung no 1. Seru lo, melihat dari sisi yang berbeda. Asal, ngeliatnya tidak dengan “mata tertutup”
ya, alias fanatik. Kalo itu sih, percuma juga, malah jadi ajang cela dan
umpatan lagi. Kenapa kok perlu melihat dari sisi lain? Karena yang tidak kita
dukung, juga tidak sejelek yang kita sangka. Yang kita dukung juga tidak sesempurna
yang kita kira. IMO, mereka sama-sama pintar, berkarakter, berprestasi, punya
kelebihan dan kekurangan. Tinggal kita memutuskan mana yang menurut kita lebih baik.
Jangan sampe ah, antar temen atau sodara yang dulunya baik jadi musuhan
gara-gara beda pilihan presiden. Debat boleh, tapi yang legowo ya. Sekali lagi,
capresnya pernah miskol kita aja enggak, mosok kita putus silahturahmi hanya
karena capres. Hehe.. (eh ini kisah nyata loh. Ada yang sampe musuhan dan
saling mencela hanya karena capres).
Nanti,
setelah presiden terpilih, Bagi pendukung yang capres pilihannya terpilih,
jangan lantas tidak mengkritisi kinerja presiden pilihannya, jangan lantas
membela tanpa mau tahu kekurangannya. Bagi yang capres pilihannya tidak
terpilih juga jangan menyalahkan para pendukung presiden terpilih. Terima
dengan lapang dada, terus dikritik jika salah, selalu didoakan agar tetap amanah.
Semoga yang terpilih pemimpin yang Sidiq Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Amin
Untuk intermezzo,
saya mau mengutip kalimat rewang saya ketika liat berita:
“ lapo seh prabowo niku kok mboten kale nggandeng Jokowi. Kulo cek mboten bingung milihe “ – Emak Tutik, 58 tahun.
Huahhaaaa..
PS: Untuk
yang swing voter maupun yang sudah menentukan pilihan, istikharoh baik juga
loh. Meminta pentunjuk siapa pemimpin yang terbaik. Demi masa depan kita dan
anak-anak kita (yang nulis kayak yang udah istikahroh aja). Jangan lupa, tanggal
9 Juli coblos salah satu yang terbaik menurut kita, jangan golput yaa ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar