30.1.13

Yang mana dulu?



Kalo diliat dari analogi petunjuk emergensi di pesawat, orang tua disuruh memakai masker oksigen dulu sebelum anaknya. Maksudnya orang tua harus memastikan dirinya selamat dulu, baru bisa menyelamatkan anaknya.
Nah, analogi itu yang saya jadikan pembenaran acuan ketika menyuapi kanzie. Sebelum menyuapi kanzie saya harus memastikan perut saya kenyang dulu. Nggak ada ceritanya saya nggak tega, mosok ibuknya makan duluan anaknya belum makan. Atau yang penting anak kenyang, ibuknya belakangan. Nggak ada itu. Saya harus kenyang dulu, karena kalo dalam keadaan lapar, saya mudah sekali cranky yang menyebabkan acara ndulang kanzie jadi ajang unjuk ketidaksabaran (karena keburu-buru pengen makan). Jadi, perut kenyang, ndulang kanzie bisa lebih tenang.

Sekian pembenaran ibu nggragas dan doyan makan ini.
Selamat makan siang ^^

22.1.13

Suaranya gimana?



Jadi ya, kemarin malam saya dan suami ngantuk berat. Mau ngajak Kanzie maen bola/mobil-mobilan males. Bacain buku juga malah tambah ngantuk. Tapi juga nggak mau ngijinin dia nonton Barney karena udah 2 kali nonton. Akhirnya nanggap si bocah aja. Nanya suaranya ini gimana? Pertama normal-normal aja nanyain suara binatang kayak kuda, kambing, gajah,harimau, babi, bebek, sapi, anjing, kucing. Yang paling dia suka entah kenapa suara bebek (lirik diri sendiri) dan suara babi (lirik suami pas ngorok). Trus iseng ibuknya nanya:

Ibuk: “kalo suara kanzie gimana”
Kanzie: “nen!” (teriakannya kalo minta nenen)
I: Suaranya Ibuk?
K: Zie!! (suara kenceng kayak suaraku kalo lagi negur kanzie)
I:  Suara Bapak?
K: Zie (nadanya lebih sabar *_*)
I:  Suaranya Mbah?
K: Deekk..
I:  Suaranya kung?
K: Zie…..
I:  Suaranya Otet?
K: Alooo..(meragain kalo ngomong ditelpon sama Otet)
I: Suara kak Naira?
K:  aa..aa…!!! (teriak, karena kapan itu diajarin kak Naira teriak2)
I:  adik Raynar?
K: Huuhuu..(nangis)
I: Suaranya Bu X (tetangga) kalo beli tempe?
K: Uwiikk..(duit). *Emang kalo belanja ke pak sayur suaranya lumayan kenceng*
I: Suaranya mobil?
K:Nggenngg
I: Suaranya kereta?
K: Tuit..tiiit. (kayaknya ini akibat naik kereta2an di pasar, suaranya mirip sirine)
I: Orang jual tape?
K: Pe…!!
I: Orang jual bakso?
K: Soooo…!
I:  Orang jual sayur?
K: Yuuuurr…
I:  Orang jual kue?
K: Jajaaaaannn…


Hiaha…dasar bocah konyol. Makasih ya udah menghibur Ibuk Bapak. Kecuuuppp :*

21.1.13

Mendongeng

Kemarin malam, baru sadar ternyata si bocah ini udah gede. Jadi, sebelum tidur biasanya kanzie minta dibacain buku cerita. Kemarin, karena Ibuknya lagi mau ke kamar mandi tugas itu dengan suka hati diberikan ke Bapaknya. Dan ternyata malah kanzie yang ngedongengin bapaknya.


versi kanzie:  "Mbel.. buk asak, atuh. apur, tor..emuaaa.."
 versi Ibuknya : " Bramble bantuin Ibuknya masak di dapur. tepungnya jatuh, jadinya kotor semua"

versi kanzie:  Bapak..mput, nga..arah..angis..huhu...
 versi Ibuknya : Brambel bantuin Bapak nyabutin rumput, tapi malah bunga yang dipetik. Bapaknya marah, Bramble nangis. huhu..

versi kanzie: Mbel, mar..tor..atuh dur..
versi Ibuknya :  Brambel mask kamar, kamarnya kotor, Bramble jatuh dari tempat tidur



dst...sampe bapaknya bingung tebak kata, sedangkan sang Ibuk ngikik di belakang si bocah. ah, kamu udah gede ya Nak. udah bisa dongengin Bapakmu, sudah bisa pijitin Ibukmu, sudah bisa nolak kalau dimintain tolong ngambil barang nggak kayak dulu yang selalu suka dimintain tolong. dan, sudah bisa milih baju sendiri. besok-besok bantuin serika ya sayaaang :*
                                                 Kanzie pas 18m, gayanya kayak bisa baca :D

16.1.13

G*blok!!



Setelah dulu ketika awal maraknya pemerkosaan di angkot, seorang pelawak yang sama sekali nggak lucu bernama Olga melontarkan lelucon tentang pemerkosaan, beberapa bulan yang lalu seorang Bupati Aceh Barat Ramli Mansur, melontarkan kalimat “wanita pak mini layak diperkosa”. Waktu itu, Fauzi Bowo juga menilai kejahatan berupa pemerkosaan di angkot, antara lain, disebabkan penumpang wanita kerap mengenakan pakaian yang minim, seperti rok mini (misi pak kumis, tau ibu-ibu yang jualan sayur itu nggak? Yang diperkosa brutal di angkot? Ibu-ibu itu pake mini ya? Trus yang anak sekolah berseragam itu? Pake mini juga Pak?). Dan puncaknya kemarin, saya tau dari sahabat bahwa seorang calon hakim agung, M Daming Sanusi menjawab "yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati” ketika ditanyai apakah para pemerkosa itu seharusnya diberi hukuman mati.
Pengen meludah saya. Padahal saya waktu itu dengan esmosi tingkat tinggi menulis ini, karena saya tau betapa hukum yang lemah itu yang menjadikan para pemerkosa itu merajalela. Ternyata saya salah, bukan hanya hukum yang lemah tapi juga pandangan masyarakat terhadap pemerkosaan itu yang menjadikan mereka merajalela. Di masyarakat, korban pemerkosaan masih dianggap sebelah mata. Masih ada kalimat “salahnya pake baju terbuka, keluar sendirian blabla”. What te hell?? Kalo gitu, kalo ada lelaki jalan sendirian malam hari, dibunuh aja nggak papa? Atau dirampok kemudian dipukuli juga nggak papa? Kan salahnya sendiri jalan malam-malam sendirian? Ada nggak sih pernyataan yang lebih GOBLOK dari itu??
Mau orang itu pake baju semini dan seterbuka apapun nggak akan bisa dijadikan pembenaran untuk perbuatan pelecehan seksual apalagi pemerkosaan. Kalo ada wanita memakai baju terbuka, mini, seksi, adalah hak setiap orang untuk melihatnya. Untuk memfantasikannya juga hak mereka dan itu resiko wanita itu. Karena fantasi itu kan urusan para lelaki itu dengan dirinya sendiri. Nggak mengambil merampas dan mengganggu hak orang lain. Tapi kalau sudah melecehkan, memegang, bahkan memperkosa, itu yang nggak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Itu sudah melanggar hak orang lain, dan JELAS merupakan perbuatan kejahatan. Ngerinya, ternyata bukan masyarakat aja tapi orang-orang berpengaruh di negeri ini juga masih punya pikiran seperti itu. Dan saya kok yakin ya, bahwa kalimat Daming itu adalah lelucon internal antar hakim-hakim, dan dia tanpa sadar melontarkannya di depan DPR. Bayangkan aja, para orang berpengaruh di negeri ini masih memandang remeh masalah pemerkosaan. Ya jelas aja pemerkosaan merajalela.
Saya pernah mengalami pelecehan seksual di masa kecil saya. Dan asal tau aja, itu membekas sampai sekarang. Detilnya, jijiknya, dan dendamnya masih terasa sampai sekarang, puluhan tahun kemudian. Padahal waktu itu saya masih TK dan SD. Dan itu “hanya” diraba saja yang berlangsung “hanya” beberapa menit. Bayangkan, apa yang terjadi pada korban pemerkosaan? Apa setiap saat nggak merasa jijik sama dirinya sendiri? Apa nggak merasa ingin bunuh diri?
Lalu ketika SD saya dilecehkan, itu salah saya? Karena saya pake rok mini? Karena saya main nggak sama orang tua? Hah!!! Saya berani jamin, para pemerkosa itu meski disuguhi wanita berpakain sopan atau anak kecil bercelana pendek pun pasti otaknya tetap mesum dan juga akan melakukan hal yang sama jika ada kesempatan.
Saya nggak berandai-andai bagaimana kalau  para orang goblok dia atas itu istri dan anak mereka diperkosa sehingga mereka setidaknya bisa berempati pada korban pemerkosaan. Saya cuma berandai-andai aja, seandainya mereka dis*d*mi gimana? Masih berpikir yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati?


Klik di sini, tanda tangani petisi ini.
 

15.1.13

Bebek dalam tempurung



Belakangan ini kok rasanya saya lagi krisis identitas ya. Dua tahun ini, tepatnya sejak ada Kanzie, saya ngerasanya jadi orang yang membosankan. Serius. Isi kepala saya cuma kanzie..kanzie. Pikiran saya tertuju cuma buat dia. Dan ini bukan menandakan saya Ibu yang baik. Malah rasanya kok saya semakin lama makin nggak sabaran sama si bocah. Semakin isi kepala saya cuma kanzie, semakin gedabrukanlah saya. Saya jadi ibu yang nggak nyante, ibuk yang terlalu banyak mikir yang akhirnya nggak fun sama sekali. Padahal s bocah cuma pengen ibuk yang nemenin dia main main main.
Dua tahun ini, saya merasa lebih bersemangat dan lebih nyambung bertemu dengan orang-orang yang sudah beranak dan berstatus ibu baru kayak saya. Ngobrolnya nyambung dan topiknya adalah satu-satunya topik yang saya suka dan kuasai sekarang. Saya malah merasa nggak nyaman ketika berada di luar komunitas ibu-ibu. Karena selain ngerasa nggak nyambung, juga ada satu moment yang saya mikir “haduh ini ngomongin apa sih, penting ya bahas begituan?’. Padahal ya, yang menurut saya penting juga belum tentu dianggap penting sama orang lain kan. Menyedihkan nggak sih?
Ketertarikan saya beneran terbatas cuma tentang si bocah. Contohnya televisi. Saya nggak pernah liat berita, bahkan meski berita artis alias infotainment. Liat televisi yang diniati ya liat acara Buah Hati. Begitupun blogwalking, larinya ke blo-blog ibu-ibu. Punya twitter pun begitu, cuma follow situs parenting dan itupun sebulan sekali ditengok. Pilihan buku dan film pun tanpa saya sadari bergeser. Lebih suka cerita tentang keluarga. Lihat? Betapa membosankannya saya sekarang? Kumpul sama sahabat pun bahasannya nggak jauh dari netek, mogok maem, dokter anak. Di kantor, temen dekat saya pun juga ibu muda. Jadi ya sama aja. Bahasannya itu-itu aja. Bahkan sama suami pun sebagian besar obrolan kami ya tentang sukro ini. Rencana untuk sukro, kenapa sukro begini kenp begitu dll. Negeliat folder foto saya isinya full foto kanzie semua. Foto saya & suami paling sebiji dua biji. History browsing saya kalo nggak komunitas ibu-ibu, situs parenting atau ya blog ibu muda.
Dan yang paling parah, saya justru menikmatinya. Saya sangat menikmati obrolan tentang anak, parenting. Saya menikmati ngeliat acara tentang anak. Saya menikmati baca buku dan liat film tentang keluarga. Saya menikmati cuma follow situs parenting di twitter dan nggak ngerti gosip heits masa kini. Saya menikmati baca cerita ibu lain tentang anak mereka, tentang keluarga. Ya. Parahnya, saya menikmatinya.
Tapiiiii..saya juga kangen sama diri saya yang dulu. Yang mau tahu dan tertarik sama hal-hal lain selain kanzie. Yang otaknya mikir macam-macam selain mikir kanzie. Yang pengetahuan dan obrolannya lebih beragam.
Akhir-akhir ini sudah mencoba untuk kembali jadi Fanie, bukan ibuknya kanzie aja. Kalau selama 1,5 tahun terakhir ini tiap kali istirahat kantor langsung cus pulang ke rumah, sekarang ngasih kesempatan diri saya sendiri seminggu 2x untuk keluar makan siang sama temen kantor. Dan ternyata, nggak kepikiran kanzie sama sekali. Haha…Hubungan sama suami juga gitu. Kalau dulu, saya dan suami pacarannya curi-curi waktu. Pas pulang kerja mampir ngopi bentar. Itupun pacarannya ngobrol seputaran kanzie. Sekarang sebulan sekali nyoba pacaran pas sabtu/minggu. Entah nonton, ngopi atau cuma jajan bakso. Khusus minta mbah Nem lembur biar kami berdua bisa pacaran. Nggak ngerasa salah sama kanzie sih, karena menyenangkan sekali bisa balik kayak dulu. Haha.. Dan sebisa mungkin obrolannya jauh dari ngobrolin kanzie. Meski nggak terlalu berhasil juga sih. Tapi intinya kita bisa makan tenang berdua, tanpa gantian yang satu jaga kanzie. Bisa naik motor berdua pake dempet-dempetan tanpa si bocah nyempil di tengah, bisa ketawa ngakak dan konsen nyela orang tanpa takut kanzie denger, bisa jalan berdua tanpa satunya bawa bayi satunya bawa perlengkapan konser si bayi. Meski cuma 2-3 jam tapi menyenangkan. Sekarang nyoba untuk beli buku/flm yang nggak ada unsur cerita anak/keluarga. Nyempetin browsing/buka blog yang di luar situs parenting. Biar fresh  otaknya. Biar nggak ngerasa nggak nyaman ketika berada di komunitas yang bukan buibu. Dan nggak kayak bebek dalam tempurung. *langsung cari dvd yang seru- nyampe rumah-kanzie nonton Barney-suami nonton bola- Wassalam* 
gambar diambil dari sini