16.2.12

Help!!

Di usiaku yang sudah hampir 11 bulan ini aku mau membuka aib orang tuaku. Tentang penyiksaan-penyiksaan yang mereka lakukan, bahkan sejak aku bayi.



Belum genap 1 bulan usiaku, sudah dipakein celana di kepalaku
 
Trus, dipakein baju pink atas-bawah, kedodoran lagi! Sebel..


Ditinggal sendirian di lapangan..

Dipakein kresek..

isuruh ngitung uang, tapi uangnya nggak dikasihin ke aku..
'

 Dipakein Kacamata gede yang nutupin wajahku..




Dipakein serbet merahputih katanya suruh memperingati sumpah pemuda.


Ditinggal tidur di troli



Dimasukin ke dalam kotak mainan..



..Ke dalam lemari..

 Disuruh ngurusin cucian popokku

 Dan lama-lama aku yang dimasukin keranjang cucian..







Bagi yang kebetulan membaca note ini, tolonglah aku. Tolong sadarkan orang tuaku!! Aku sudah capekkk...aku...Eh, udah dulu ya. Sama Ibukku aku disuruh setrika trus ngosek kamar mandi. Bye-bye, doakan aku dan jangan lupa ya, TOLONG aku!
PS: nomor telponnya Kak Seto berapa sih???

2.2.12

Bagai buah similikiti

Sebelum Kanzie lahir, aku nggak pernah mengira menjadi Ibu yang bekerja di luar rumah itu rasanya kayak makan buah similikiti. Serba salah, serba bimbang, serba labil kayak anak muda jaman sekarang (ya, ternyata 28 tahun itu tergolong tua). Padahal  sampai saat ini aku bekerja atas pilihan sendiri, tanpa paksaan. Tapi nggak lantas membuat ini jadi enteng surenteng. Kesulitan pertama klise sih, yaitu ketika harus meninggalkan Kanzie. Untungnya, keadaan kami masih enak. Masih ada orangtuaku yang bisa kutitipin untuk mengawasi Kanzie. Dan ya, memang “hanya” mengawasi, karena mereka sudah cukup merawat dan membesarkan aku dan mas Eyi, nggak perlu dibebani merawat Kanzie di usia yang sudah sepuh. Usia yang seharusnya hanya bermain dengan cucunya, bukan mengasuhnya. Menurut kami berdua, bukan kewajiban dan tanggung jawab kakek dan nenek untuk merawat cucunya, itu tanggung jawab kami sebagai orang tuanya. Titik gak pake koma.
kanzie sama mbah Nem