1.6.10

Complete each other


Kalimat ini mungkin terdengar basi di telinga. Seperti kata-kata di kartu valentine, seperti kalimat tom cruise di jerry mc guire (“she’s complete me”), seperti puisi, seperti sebuah syair pada lagu klasik. Mengutip kata oprah winfrey di shownya, “kalimat itu terdengar begitu indah, tapi juga sekaligus sangat tidak nyata”. Seperti rayuan seorang pria untuk  meluluhkan pasangannya.
Tapi bagiku, membaca kalimat itu, membuatku berpikir. Mungkin itulah inti dari kasih sayang, inti dari kata-kata saling menyayangi. Yaitu melengkapi satu sama lain. Lebih tepatnya, MENCOBA melengkapi satu sama lain. Melengkapi orang lain berarti kita harus berusaha mengerti, memahami, berkompromi, dan menerima kekurangan orang lain. Dan asal tau saja, itu SUSAHNYA MINTA AMPUN. Berusaha berkompromi ketika orang lain marah, ketika mereka sensitif, sedang bad mood, sedang punya masalah, atau bahkan sedang tidak mau berbicara. Berusaha memahami ketika mereka tidak suka apa yang kita lakukan, ketika bahkan mereka tidak suka apa yang tidak kita lakukan. Berusaha menerima ketika seorang marah pada kita, padahal kita berpikir tidak ada yang salah dengan kita. Menerima ketika bahkan orang lain tidak marah pada kita meski kita pantas dimarahi, karena mungkin mereka sudah lelah dengan kita.
Pertanyannya adalah benarkah kita sudah berusaha melengkapi orang lain? ketika orang tua kita capek, sedang marah-marah benarkah kita bisa meredamnya dengan bersikap baik? Ketika pasangan kita sedang capek, ada masalah, benarkah kita sudah mendukungnya dengan menyambut dengan senyuman kecil ketika dia datang. Ketika sahabat kita sedang ingin bercerita, sedang ingin didengarkan benarkah kita sudah meluangkan hati kita untuk benar-benar mendengarkan tanpa sedikitpun menghakimi bahkan tidak memberi nasehat ketika tidak diminta. Benarkah kita sudah melengkapi orang lain dengan keberadaan kita, atau dengan sikap kita, kita justru menghilangkan kepingan itu dan bukannya melengkapi.
 Semakin kita dekat, semakin kita sayang dan semakin orang itu sayang ke kita maka makin banyak yang harus kita kompromikan, membesarkan pengertian dan mengkerdilkan ego. Anehnya, semakin kita dekat dan sayang ke seseorang, kita malah sering tidak mau berompromi, semaunya sendiri. Mungkin karena kita sadar meskipun kita bersikap egois, mereka akan tetap sayang ke kita J. Kita bahkan tidak berusaha melengkapi mereka, dan berharap merekalah yang melengkapi kita. Padahal kata each other, berarti harus dari dua pihak.

Di masa kecil terutama masa remajaku, dan saat ini. Banyak sekali pertengkaran, perdebatan penuh esmosi yang kualami bersama ibu bapakku. Kusadari sekarang karena aku tidak berusaha melengkapi mereka. Ketika mereka BT, sensitive, aku tidak berusaha melengkapi mereka dengan berusaha tidak bt (dan iku ANGEL karamoy pol). Ketika mereka sedang tidak mau bercerita, atau bahkan tidak mau mendengarku bercerita, aku malah berbalik dan memilih diam di kamar, bukannya bertanya pada mereka ada masalah apa sampai tidak mood untuk mendengarku. Ketika suami memang orang yang lempeng, bukannya bersyukur ada yang ‘ngedem-ngedemi’ dan ada yang tenang mencerna situasi kalau aku lagi marah karena sesuatu hal, aku malah semakin sumpek karena dia nggak ikut esmosi bersamaku. Ketika sahabat punya masalah dan ingin curhat, bukannya mendengarkan, malah sibuk bercerita tentang masalah kita yang sama dengan masalahnya. Hello?bagaimana bisa disebut complete each other, kalau terlalu sibuk melengkapi diri sendiri. Sebenarnya, jauh di dalam hati sudah ada kesadaran kalau aku kurang bisa melengkapi orang lain. Egois, kata lainnya. Kadang ketika sedang ada malaikat baik lewat, bertekad mau memperbaiki sikap. Cuma, ketika dihadapkan pada situasi yang hot (cuaca hot, punggung hot kebanyakan duduk di depan computer, hati pun ikut hot), jadilah niat itu tinggal niat tanpa realisasi. Padahal dalam hati yang paling dalam sadar kalau sudah bisa melengkapi orang lain, hidup dan perasaan akan lebih tentram sejahtera sentosa aman bahagia.

Tulisan ini ketulis buat bapak dan ibukku. Hari ini, 1 juni 2010, tepat 31 tahun perkawinan mereka. Semoga terus rukun, semakin sayang, diberi umur panjang yang barokah, selalu dikaruniai kesehatan dan..semakin saling melengkapi satu sama lain. Love U (meski aku malah sering tidak berusaha untuk melengkapi kalian, maaf ya bapak ibuk tapi sumprit aku sayang kalian...)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar