4.10.10

Berlari untuk sepotong pizza..

3 Oktober ini, nggak terasa sudah 1 tahun pernikahan. Ternyata gini ini ya yang namanya nikah. Rasanya pertama-tama aneh, tapi seru. Mungkin kayak menikmati pizza dengan aneka topping. Mulai dari tuna dan jamur yang yummy, keju yang bikin gregetan, paprika yang rasanya menyebalkan, merica yang pedesnya bikin nagih, tomat yang seger, bawang Bombay yang kadang eneg, nanas yang kecut, dan ada manisnya mayonnaise.




Pertama nikah nggak ada kata yang paling tepat untuk menggambarkan selain aneh. Yup, aneh. Aneh ada orang di sebelah tempat tidur kita (padahal aku dulu ketika denger pengalaman orang yang baru nikah seperti ini rasanya kok klisee. Tapi lha memang iya ternyata, hehe). Aneh ada orang yang hampir 24 jam ketemu kita. Aneh karena ada orang lain yang kudu kita pikirin kepentingannya. Ada orang yang tahu segalanya tentang kita. Aneh ada orang yang harus kita urus.
Yang lucu, kita pertama-tama kita seringkali lupa kalau statusnya sudah berubah. Pernah suami pulang ke rumah (waktu itu kita masih nomaden dan pas giliran nginap di rumahku). Begitu datang, langsung duduk di kursi tamu, tempat singgasana dia selama pacaran. Aku santai masuk kamar sambil nungu dan membatin “ngapain, kok nggak masuk kamar”. Eh, nggak lama suami masuk kamar dengan cekikan bilang kalau dia lupa. Untung ae bilang lupa udah nikahnya nggak sama gandeng cewek, bisa terjadi kdrt itu.
Kalau orang bilang sih, “Halah, masih setaun. Masih anget-angetnya. Belum rumah tangga yang sebenarnya itu”. Bener banget! Pacaran 6 tahun ternyata ada beberapa hal kecil yang aku nggak tahu tentang kebiasaan suami, begitupun sebaliknya. Setaun ini rasanya masih dalam tahap “pacaran”, seneng-seneng, mengenal satu sama lain, ngambek-ngambekan.. Beneran nggak bisa bicara banyak tentang pernikahan. Karena 1 tahun itu ibarat masih tahap pemanasan untuk lari sekian kilometer. Masih lari-lari di tempat untuk pemanasan. Belum mengambil posisi untuk berlari, belum ada aba-aba untuk lari, belum mulai berlari, belum ngerasain ngos-ngosan, belum merasakan terpaan angin, belum merasakan pegelnya kaki, belum merasakan senssasi mencapai finish. Belum ada apa-apanya.

Tapi menulis ini, aku ingin suatu saat nanti ketika aku dan suami sudah mulai berlari, semakin lama semakin kencang, merasakan terpaan angin, merasakan capeknya berlari, kita bisa membaca lagi tulisan di tahun pertama ini dan merasakan lagi nikmatnya masa “pemanasan” itu..
Semoga meski nanti pizza ini nanti baunya jadi nggak harum karena udah kena asap knalpot dan nggak karuan bentuknya karena kegencet selama delivery service, meski sudah keras atau bahkan lembek karena terlalu sering dipanasin, meski toppingnya sudah berbaur jadi satu dan rasanya sudah nggak original lagi, tapi tetep lezat ketika dinikmati. ..cess..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar