7.3.11

Flash back bersama cornetto disc


Periksa hari jumat kemarin usia kandungan sudah 36 minggu. Yaaaakkk….4 minggu lagi! Dan dengan malu kuakui bahwa ternyata BB bayinya cuma 2,6 kg. Kusyukuri sih, karena hasil periksa mata 2 minggu lalu (sedihnya) retina kiriku tipis. Jadi kalau pengen aman, BB baby memang nggak boleh gede-gede, untuk menghindari robeknya retina (naudzubilah). Tapi..malu juga, ternyata kenaikan 18 kg itu yang 15,4 kg adalah…*liat paha, pan_at dan lengan, nangis gulung koming*. Ya sudahlah..karena BB bayi tergetnya di usia 40 minggu adalah 3 kg, dan kenaikan bbku 2 bulan kemarin juga cuma 1 kg *ngibasin rambut*, dengan bahagianya aku mengganyang dan menyikat semua makanan berkarbohidrat. Oh, kentang, cornetto disc, coklat, oreo..aku merindukanmuuuu.  Come to mama…(menggila)

Minggu-minggu kemarin sudah beberapa kali ikut senam hamil. Kebetulan ada temen SMP yang sekarang jadi tetangga sebagai temen senam. Jadi (hampir) nggak ada alasan untuk males senam. Pertama kita ikut senam hamil di salah satu RSIA deket rumah. Alasan pertama gratis, alasan kedua tempatnya luas, dan dikelilingi kaca selayaknya ruang senam biasa (plus bau masakan sebagai bonus). Tapi beberapa minggu kemarin kita coba senam di RSIA tempat kita berencana melakukan persalinan. Ternyata meski tempat senamnya nggak seluas yang deket rumah, tapi pengajarnya bergantian dan informatif sekali (meskipun semakin banyak dijelaskan, terutama pas bagian mengejan, semakin grogi pula saya ini) trus ada kuenya pula (pada akhirnya inilah intinya). Enaknya juga, di situ tiap abis senam diperiksa detak jantung bayi pake Doppler. Yang miris, ketika sampai giliranku, pas ditempelin di perut dengan nggak bersalahnya suster bilang: ooh, ibu anindhita ini perutnya kalau ditempelin biasa nggak kedengeren detak jantung bayinya. Harus ditekan, karena kulitnya TEBEL *berasa badak*. Makasih lo suster, aku tersanjung..:(
Semakin dekat dengan hari perkiraan, jadi makin keinget dulu ketika pertama kali tau positif hamil. Waktu itu si, aku ngiranya sakit, karena emang badan panas, muntah dan lemes. Sempat ke dokter dua kali, ijin kantor beberapa hari, dan menenggak obat dari dokter. Obat habis tapi badan masih nggak enak. Akhirnya periksa lab yang hasilnya gejala thypus. Balik ke dokter lagi, dikasih obat lagi. Ibukku yang waktu itu lagi di Jakarta juga kebingungan, karena memang dari kecil aku langganan kena gejala thypus. Emang si, datang bulan telat, cuma karena memang beberapa bulan ini sering telat jadinya nggak kepikiran kalo itu hamil. Baru ngeh kalau mungkin hamil pas ada tetangga komentar “oh, iku loro meteng paling” ketika aku ijin nggak bisa ikut acara Agustusan. Itung –itung, ternyata emang udah seminggu telat. Lusanya beli testpack langsung 3 buah dengan berbagai merk. Baca aturan pakai, ternyata lebih baik dipakai pas pagi hari bangun tidur. Jadilah malem itu aku bener-bener nggak bisa tidur. Suami dengan nikmatnya terlelap, aku bolak-balik kebangun. Mungkin karena saking pengennya hamil, dan nggak pernah testpack jadi grogi sampai kebawa mimpi. Mimpi pas ke kamar mandi, tiba-tiba haid keluar. Kebangun, bersyukur ternyata cuma mimpi, tapi jadi semakin takut. Karena masih dini hari, mencoba tidur lagi. Tapi tetep nggak bisa pulas, 1 jam kemudian terbangun. Jadilah jam dua pagi, tanpa membangunkan suami aku test sendiri di kamar mandi. Sempet bingung caranya gimana, dan pas udah kucoba hasilnya 2 garis. Tapi tetep nggak yakin, akhirnya nyoba lagi hasilnya sama. Tapi bukannya girang dan bahagia, aku malah takut untuk percaya. Tidur lagi sampai jam 4 pagi, test lagi hasilnya pun sama. Akhirnya membangunkan suami dan kutunjukkan hasilnya. Dengan sama dodolnya dia bilang “ kalau dua garis ya hamil KAYAKNYA bi..”. Halah, sama nggak pedenya. Akhirnya memutuskan untuk ke dokter malam harinya. Saking groginya, periksa ke dokter malah nggak bawa hasil testpacknya. Dodol.. Sayangnya di USG belum keliatan, disuruh balik 2 minggu lagi. Bener-bener dua minggu yang menyiksa. Setiap hari ngeliatan celana dalam sambil berdoa semoga nggak haid. Udah kayak orang -parno liat haid sendiri-. Akhirnya begitu periksa ke dokter, Alhamdulillah sudah terlihat titik janinnya. Wuah, saking senengnya sampai cium tangan ke dokternya. Jiyahaha…
Oh, kalau inget-inget masa itu suka ketawa sendiri sama suami. Rasanya baru kemarin kejadiannya, tau-tau hidung, eh perut udah segede gini. Sekarang saatnya rajin senam, memaksa diri untuk sering jalan, mengurus surat cuti, memperbanyak doa, mempersering ngajak ngobrol si kecil untuk bantu mboknya pas proses persalinan, baca-baca lagi di buku dan internet, menyiapkan keperluan bayi dan juga keperluan untuk dibawa ke RSIA nanti yang masih kurang. Dan deg-degan menunggu waktunya periksa 2 minggu lagi…Semoga si bayi tetep sehat sempurna, proses kelahiran pun lancar. Doa itu yang selalu kami pinta. Amin amin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar