3.8.12

Ini Seleraku


Bulan puasa gini jadi nyadar pendakwah di tv itu semakin banyak ya. Bermacam-macam tipe lagi. Ada yang gaul banget. Entah itu bahasanya, bajunya sampai selalu tampil di acara arteis ibukota. Ada yang  sampai sulit membedakan beliau sama presenter infotainment saking seringnya tampil di situ. Ada yang suka banget memperlihatkan kemesraan bulan madu sampai bulan-bulanan sama istrinya. Ada yang hobi nyanyi sampai beralbum-album. Ada yang ceramahnya heboh sampai kayak nari. Ada yang lucunya ngalah-ngalahin Sule. Ada yang serius tapi memang sangat berbobot. Ada yang gayanya galak tapi bikin ngakak. Ada yang berwibawa banget. Sangat beragam.
Beragamnya para pendakwah itu mungkin juga karena selera masyarakat juga beragam kali ya. Nggak salah juga sih, kalau memang lebih suka pendakwah yang satu dibanding yang lain. Itu kan selera masing-masing. Kalau memang merasa lebih mudah menerima ceramah dengan guyonan, ya nggak papa kan. Kalau memang suka kalau ustad ada di setiap acara infotaiment, biar kesannya ustad itu membumi ya monggo. Atau kalau ada yang suka ustad yang mengumbar kemesraan bulan madu sama istri karena dirasa mengilhami untuk membentuk keluarga sakinah itu juga terserah. Kalau ada yang lebih suka Kyai yang sepuh, karena lebih berbobot dan nggak neko-neko kayak yang muda-muda ya boleh juga. 
Tapi jujur, aku tetep nggak ngerti kok ada ya pendakwah yang guyonannya mengejek secara fisik? Ya meski itu “cuma” mengejek warna kulit, paras wajah, tinggi badan. Kalo itu dilakukan orang biasa kayak saya atau pelawak, biasalah. Tapi ini kan pendakwah, panutan. Bukannya itu katanya sama dengan menghina makhluk ciptaan Tuhan? Lha wong Bapakku aja yang bukan pendakwah marahin saya, kenapa kok menghina diri sendiri dan kanzie pesek? Itu sama aja menghina Alloh, kata beliau. Yah, itu bukan menghina Pak, itu pengakuan diri. Hehe..
Balik lagi ke selera pendakwah. Kalo aku sampai saat ini pendakwah faforit adalah Aa Gym dan Yusuf Mansur. Terlepas dari poligami dan kisah kasih putus-nyambung ya. Alasan menyukai beliau-beliau ini banyak. Di antaranya karena isi ceramahnya. Ringan tapi kena. Gak serius sampe kita jiper, tapi juga gak ngakak aja sampe gak jelas isi ceramahnya. Yang jelas, persamaan dari dua orang ini adalah mereka tidak berusaha keras untuk melucu. Ini penting setidaknya buat aku. Jadi isi ceramahnya jelas, humornya sebagai selipan tapi tetep ngena dan lucu. Gak berlebihan. Pas. Jadi bukannya kebalik gimana caranya biar pendengarnya ketawa ngakak-ngakak sampai batal wudhunya karena ngompol (ini sih, tugas Komeng dkk), baru kemudian mikir isi ceramah. Toh, kalau memang isi ceramahnya bagus, penyampaiannya enak, kita juga nggak bakal bosen kok. Meski humor itu penting untuk membantu biar bisa lebih “tersampaikan” ke pendengar, tapi kalau berlebihan dan malah jadi yang utama, kok rasanya nggak pas. IMHO ya.

Ya apapun itu semoga aja para pendakwah terutama yang di tv, semoga tujuannya adalah tetap ingin menyampaikan dakwah pada umat Islam. Bukan mencari popularitas, bukan mencari keuntungan dll. Semoga postingan ini juga nggak menyinggung siapapun ya, karena sekali lagi balik ke selera masing-masing. Seperti mengidolakan Indonesian Idol bukan? Kalau ada yang suka tampilan rock star ya memilih yoda. Kalau yang suka ala diva ya monggo memilih Regina, kalau ada yang suka penyanyi energik bisa memilih Sean, dan kalau ada yang suka sengak-sengak bergembira bisa memilih Ahmad Dhani.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar