1.10.11

Me..me..me..me time!!!


Me time. Semua orang pasti butuh me time ya, apalagi bagi para wanita yang sudah terikat janji suci perkawinan (halah) dan terutama mbok-mbok yang sudah beranak pinak. Sedikit waktu untuk sebentar saja melepaskan atribut keemakan atau atribut peristrian, dan menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Me time bisa dilakukan entah berkumpul dengan para sahabat, berbagi cerita atau jalan-jalan sendirian. Kalo aku, me time ku bukan ketika ngumpul dan nyekakak dengan sahabat (I call it fun time), atau ketika pacaran dengan suami atau ngobrol berdua dengan ibukku. Me time bagiku ya ketika bener-bener sendiri melakukan hal yang aku suka. 
Bagi aku, me time itu bukan hanya keharusan, tapi juga kebutuhan. Ketika biasanya selalu berkumpul dengan keluarga, sahabat atau teman kerja ada kalanya pengen bercengkrama dengan diri sendiri. Dari jaman smu dan kuliah aku suka sekali menghabiskan me time ke toko buku sendirian. Iya, tempat andalan ya toko buku, baik toko buku gede maupun toko buku bekas. Baca-baca, liat-liat buku, beli buku lalu menikmati buku yang baru dibeli di tempat makan sendirian. Itu sudah surga banget. Dan nggak ada yang lebih menyenangkan selain memilih-milih buku tanpa ada yang menggerecoki “udah belum? oh, buku itu ya? Bukannya jelek?ih, nggak terlalu tua ya baca buku kayak begitu? Atau serius amat pilihan bukunya?” Bla..bla... Nikmat, apalagi kalau nggak ketemu orang yang kukenal.
Setelah kerja di Surabaya, aku malah semakin menggila menikmati me time. Menggila karena jarang sekali ketemu orang yang dikenal disana. Ke mall sendirian, ke toko buku dan ngopi sendiri sudah pasti jadi jadwal wajib sekali seminggu. Di keramaian, sendiri, tapi nggak ada yang kenal. Rasanya nikmat, invisible tapi menyenangkan. Kalau di sana, tempat paporit nggak lain adalah Togamas deket Bonbin karena sebelah persis ada café, lalu Gramedia Basuki Rahmat karena waktu sebelum pindah kerja, kantorku pas bersebelahan dan dari tempat kos juga tinggal jalan dikit jadinya abis beli buku bisa menyendiri di kamar bermesraan dengan buku. Setelah pindah kerja malah disitu sudah ada cafenya, jadilah tetep setia ke tempat itu. Atau toko buku bekas di Pasar Blauran, atau Gramedia Delta plasa karena setelahnya bisa ngopi di J.Co J. Ketika menikah pun aku nggak kehilangan me time. Kalau lagi kemenyek dan (berlagak) jadi wanita tulen ya pergi ke spa. Atau jurus andalan ke toko buku (lagi) sendirian. Bisa juga malam sabtu atau malam minggu ketika temen-temen suami maen PS di rumah, ditemani setumpuk camilan (sogokan dari suami), novel dan internet lengkaplah me time ku. Kadang juga sore pulang kerja sambil nunggu suami, di kamar nonton koleksi dvd sendirian. Atau yang paling simpel, sabtu dan minggu pagi, ketika suami mengutak-ngutik motor, ditemani kopi dan novel, mojoklah aku di teras kamar kami di lantai atas. Bisa baca novel, atau nulis. Sedaaap sekali..
Nah, kelabakan ketika sudah punya anak, sempat nggak ngerti memanage waktu. Nggak pernah punya time. Jangankan me time, mengurus suami aja nggak sempat. Waktu itu bingung menyesuaikan waktu untuk diri sendiri di antara tangisan dan popok bayi (drama). Dan nggak mungkin aktivitas mandi itu jadi me time-ku karena sampai sekarang aja aku nggak pernah ngerti nikmatnya mandi. Sempet sumpek karena hampir 2 bulan nggak kemana-mana. Sampai suatu saat suami bilang, udah sebelum masuk kerja kamu spa dulu, biar rileks juga buat latihan nunggu kanzie. Karena selama 2 bulan penuh nggak pernah sekalipun ninggalin kanzie. Sempet ragu, tapi selain badan remek, juga berpikir iya sih, habis ini bakal ninggalin kanzie kurang lebih 4 jam. Paling nggak harus latihan dulu. Akhirnya memutuskan untuk spa deket rumah yang jaraknya nggak sampe 1km. Ternyata memang spa tidak akan senikmat dulu. Meski nyaman dipijat tapi tetep kepikiran kanzie. Nggak tenang, kepikiran apa dia mau mimik, apa dia rewel dsb. Padahal juga cuma 1,5 jam. Setelah itu ketika udah mulai kerja, masih belum bisa punya me time karena masih belum menemukan ritme baru bersama kanzie. Tapi beberapa bulan ini, ketika nggak ada ART ajaibnya aku malah bisa menikmati me time. Nggak ribet, nggak perlu jauh-jauh ke spa, toko buku, tempat ngopi. Dan yang jelas nggak perlu kepikiran kanzie. Cukup 15 menit di pagi hari, sebelum kanzie bangun. Hanya bermodal novel dan secangkir kopi panas cukup menyegarkan hari itu. Atau kalau pagi nggak sempat, sore hari sepulang kerja kanzie main sama bapaknya, aku mojok di sofa lagi-lagi dengan secangkir kopi, tekun membaca novel. Atau, ketika di hari libur, lagi nggak pengen jalan-jalan, setrikaan udah kami hajar dan rumah udah kami kinclongin, kanzie dan suami tidur, cukuplah nonton dvd 1,5 jam kadang juga nulis note-note gak jelas kayak gini. Aah…cuma itu, tapi bisa merelaksasi (dan mewaraskan) pikiran. Jadi, bagaiman me time mu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar