6.9.12

Jangan Mau Rugi



Sudah hampir 1.5 tahun ini saya jadi Ibu menyusui sekaligus ibu perah bagi Kanzie. Bagi saya, menjadi ibu menyusui saat ini lebih banyak tantangannya. Kalau jaman dulu, jaman nenek saya membesarkan ibu saya, menyusui adalah hal yang lumrah. Hal yang wajar, sama wajarnya dengan mengandung dan melahirkan. Belum banyak yang menggunakan susu tambahan atau PASI (Pengganti ASI), dan belum banyak pengaruh produsen susu. Sekarang, kita seperti ditarik dua sisi yang sama kuatnya. Satu sisi kita dibombardir oleh produsen susu formula yang dengan lantang menyatakan bahwa sufor itu membuat anak cerdas, dengan kandungan AA,DHA, endebra endabra.. Tentunya dengan iklan yang membuat ibu manapun jatuh hati, dengan memilih publik figur yang punya “berkualitas”, dan dengan bintang iklan cilik yag lucu nan menggemaskan. Sebelum hamil, saya juga nggak ngerti bahwa kandungan di susu formula itu jauuuuh di bawah ASI, bahwa yang diklaim oleh mereka tentang mencerdaskan anak, memberi antibodi anak, itu masih jauuh dengan ASI. Saya rasa cukup sulit lho, untuk ibu jaman sekarang menyusui dengan pengaruh produsen sufor yang demikian hebatnya. Bayangkan, bahkan rumah sakit, petugas kesehatan, dokter, bahkan keluarga pun ikut mendukung pemberian susu formula dibanding ASI.
Tapi di sisi lain menyusui jaman sekarang juga dimudahkan dengan adanya lembaga seperti AIMI ASI, yang mendukung dan melindungi Ibu untuk menyusui, banyaknya konselor lakasi, adanya nursing room di mall, banyak informasi tentang kesulitan menyusui dan cara penanganannya, assesoris menyusui (ya, asesoris ini ternyata lebih menarik lho daripada kalung gelang haha), cara menyusui sambil bekerja, dsb yang bisa kita dapat dari internet, forum ibu-ibu, milis, blog ibu-ibu, buku dan majalah. Kalau jaman dulu, mungkin ibu bekerja tidak akan bisa menyusui anaknya karena tidak adanya informasi tentang ASIP yang bisa bertahan sampai 3 bulan.
Saya sendiri cukup beruntung mengenal internet, forum mama seperti mommies daily.com, dan mempunyai keluarga yang sangat mendukung ASI. Saya juga sengaja memilih RSIA yang dikenal pro ASI agar saya semakin sukses menyusui. Tapi juga ternyata bukan tanpa halangan lain. ASI saya tidak kunjung lancar hingga 2 bulan lamanya. Saya masih ingat masa awal menyusui Kanzie. Rasa bersalah yang paling beperan, karena ASI saya tidak kunjung lancar. Waktu itu, hingga Kanzie usia 2 bulan masih bercampur dengan susu formula. Padahal, saya itu orangnya mudah menyerah. Tapi untuk menyusui, saya tidak mau menyerah begitu saja. Meski orang-orang yang mengunjungi saya bilang “wah, ASImu dikit ya, sudah nggak papa kasih sufor aja. Anakku juga sufor sehat” dan komentar sejenis. Bahkan seorang dokter anak yang saya kunjungi juga bilang “kalo ASInya dikit ya kasih susu formula Bu, jangan memaksakan ASI, kasihan anaknya”. Berikutnya dokter itu saya coret dari daftar saya J. Meski begitu, saya tetap keras kepala. Disamping itu, saya menemui konsultan laktasi, cerita ke sahabat saya. Akhirnya, setelah terus menerus menyusui Kanzie, meski dia menyusu tanpa henti dari pagi-malam, akhirnya ASI saya lancar, bisa menabung ASIP dan bisa menyusui Kanzie hingga saat ini usianya 17 bulan.
Menyusui Kanzie selama ini memang menguntungkan. Meski saya bekerja, tapi Kanzie lengket sama ibunya. Kanzie juga terbilang jarang sakit meski tiap hari mondar mandir rumahnya - rumah neneknya. 17 bulan ini saya sangat menikmati setiap proses menyusui Kanzie. Melihat matanya, mengelus Kanzie sambil menyusui, melihat Kanzie menyerbu saya sambil teriak nen..nen..ketika saya baru pulang kerja. Ah, tinggal setengah tahun lagi menuju dua tahun. Terus terang saya tidak merasa hebat meski menyusi Kanzie sampai saat ini. Saya hanya merasa lega sudah berusaha memberi yang terbaik untuk anak saya. Apapun kesulitannya, usaha kita untuk bisa menyusui memang patut diperjuangkan. Selain keuntungan untuk membangun bonding dengan anak, membentuk kekebalan anak, kandungan ASI yang terbaik dll, yang jelas menyusui patut diperjuangkan karena berarti kita sudah memberikan apa yang seharusnya menjadi hak anak kita. Dengan adanya lembaga pro ASI, forum dan milis untuk ibu yang bertebaran, informasi dari twitter, buku dan majalah tentang ASI yang banyak banget, nursing cover yang lucu-lucu, baju menyusui yang modis, konselor laktasi yang baik-baik, pompa ASI berbagai model dan variasi, masih tidak mau menyusui? Rugi ah ^_^



ini sambil menyusui di kamar ganti, karean ga ada nursing room :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar