25.9.12

Lagi-lagi ini



Oke, postingan kali ini akan berisi sumpah serapah. Pagi ini saya baru baca ada gambar Miyabi di LKS untuk siswa SMP. Opomaneh iki??? Setelah beberapa waktu yang lalu ada kalimat istri simpanan dan perebutan warisan di buku anak SD, dan beberapa tahun yang lalu ada selipan video porno di VCD bajakan power ranger, sekarang ada gambar Miyabi yang meskipun dia pake baju sesopan apapun dan katanya sudah pensiun jadi artis porno, tapi haloooooo??? tetep aja itu ikon bintang porno legendaris yang videonya tersebar dimana-mana, yang entah sudah dilihat oleh berapa juta anak dibawah umur dan yang entah sudah seberapa jauh video-video itu ikut andil dalam kekerasan seksual. 

Kalau melihat berita di televisi, betapa anak sekarang sudah mengenal video seks tanpa paham sex education, sudah banyak kejadian pemerkosaan anak di bawah umur OLEH anak dibawah umur. Sudah sering mendengar anak SMP hamil diluar nikah dengan temannya sendiri, lalu sekarang di buku pelajaran pun disisipi gambar seperti ini. Pengen misuh saya!! Mau jadi apa pendidikan di negeri ini. 

Saya bukannya sok suci, saya juga pernah liat bokep. Tapi itupun setelah kuliah, bareng temen-temen. Waktu SD yang saya pikirin cuma kapan Sailor Moon tayang dan kenapa serial Candy-Candy nggak diperpanjang. Saya nggak ngerti nanti ketika Kanzie sudah sekolah, apa saya masih percaya pada lembaga pendidikan formal kalau sudah begini kejadiannya. Padahal, sekolah itu kan rumah kedua bagi anak. Begitu pula guru, pengganti orang tua ketika anaknya di sekolah. Pengganti di sini maksudnya ya ketika di sekolah diharapkan gurunya akan memberikan pelajaran yang baik terhadap muridnya bukannya “mendorong” muridnya bertanya istri simpanan itu apa dan melihat gambar bintang bokep (meski pake baju).

Saya rasa sudah cukup di luar sekolah anak-anak disuguhi pemandangan poster gede bergambar pan*at, dan pay*d*r*nya Dewi Persik dan Jupe ketika jalan di mall dan melewati studio 21, sudah cukup melihat iklan di televisi yang entah kenapa justru menggambarkan kemesraan mesum padahal yang diiklankan mesin cuci bahkan pompa, sudah cukup melihat paha dan gambar lelaki membelai punggung terbuka wanita di iklan sabun dan body lotion, belum lagi kalau kecolongan liat the famaous olga atau nikita mirzani di televisi, sekarang bahkan di sekolah pun mereka disuguhi gambar bintang porno?

Yang saya heran, ada orang tua yang sangat takut dampak pornografi terhadap anaknya, tapi sangat membela Ariel dan mendukung pembebasan Ariel. Silakan kalau mau menyangah bahwa itu cuma video, mosok yo satu video bisa merusak moral bangsa. Itu kan sebenarnya untuk konsumsi pribadi, bukan salah dia dong kalau tersebar. Atau ya kan tergantung otak yang melihat, kalau yang melihat otaknya ngeres, ya berdampak pada perbuatan seksual, kalau nggak ya biasa saja. Oke saya jawab ya. Pertama, maaf, mungkin saya yang bodoh, tapi sadar nggak sih, video ariel waktu itu dampaknya luar biasa terhadap anak-anak. Bayangkan, mereka yang sebelumnya nggak tahu tentang video porno dsb, tiba-tiba setiap hari di televisi (yang bahkan bukan infotainment, tapi tayangan berita) mendengar tentang itu. Setiap hari selama beberapa bulan mereka mendengar sekitar mereka baik orang tua, pembantu, saudara, tetangga, guru, teman-temannya membicarakan berita itu. Di koran, tabloid pun yang dibahas itu. Ostosmatis mereka penasaran, tanya ke temennya, temennya ngasih tau video itu. Ya, itulah pertama kali mereka berkenalan dengan pornografi. Setelah itu kecanduan, ingin melihat yang lain. Sementara itu orang dewasa di sekitarnya masih mengidolakan Ariel, membelanya, mendukung pembebasannya seolah yang dilakukan itu benar sedangkan hukum dan masyarakatlah yang berlebihan, lebay dan sok suci. Di anggapan mereka, perbuatan Ariel itu ya nggak buruk-buruk amatlah, justru keren buktinya banyak yang ngebelain kok dan masih memuja dia. Masih berpikiran nggak merusak moral bangsa? Oke yang kedua, itu kan sebenarnya untuk konsumsi pribadi. Pernah melihat ariel meminta maaf atas hasil perbuatannya? Pernah melihat dia minta maaf pada entah berapa ribu anak di bawah umur yang sudah melihat videonya? Pernah menjelaskan kalau yang dia lakukan itu salah? Kalau nggak pernah silakan tutup mulut saja. Ketiga, ya kan tergantung otak yang melihat. Oke, itu berlaku untuk 18 tahun ke atas. Tapi untuk anak dibawah umur, apalagi usia SD? Yang belum bisa membedakan yang baik dan buruk, yang menyerap semua yang mereka lihat? Kalau masih menyalahkan anak-anak itu atas perbuatan mereka melakukan kekerasan seksual pada temennya tanpa memperdulikan darimana mereka mencontohnya, itu sama kayak menyalahkan kendaraan mogok padahal kita yang nggak ngisi bensin. Okelah kalau masih suka mendengarkan suaranya, tapi kalau untuk mengidolakan seseorang seperti itu, apalagi mendukung pembebasannya?Lelucon besar menurut saya. Karena gimanapun, dampak video itu sangat buruk. Dan saya nggak akan pernah bosan mengutip kata Bu Elly Risman bahwa pornografi ini sudah jadi bencana Nasional.

Kalau masih enteng melihat persoalan pornografi ini, silakan lihat berita di sekitar kita. Jangan hanya tentang politik, lihat dengan hati apa yang sudah terjadi dengan anak sekarang. Kesalahan apa yang sudah dunia ini lakukan pada anak yang masih di bawa umur. Silakan lihat di warnet, games macam apa yang mereka mainkan, silakan cek situs apa yang mereka lihat di internet, silakan tanya seberapa jauh mereka mengenal pornografi, silakan bertanya ke temannya seberapa jauh mereka mengenal pornografi, silakan lihat iklan apa yang terpampang di Facebook, silakan ketik di google image “wanita tel*nj*ng” lihat mudahnya mengakses pornografi jaman sekarang, silakan mengunjungi situs http://supermomsindonesia.com, baca tentang  seminar parenting oleh Ely Risman selaku psikolog dan direktur pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati. Disitu akan ditunjukkan sebarapa jauh dampak pornografi terhadap anak. Jangan samapi hanya karena kita menyangkal dan menganggap enteng, anak kitalah yang jadi korban pornografi *amit amit ya Alloh*. Bukan menghimbau untuk bersikap parno, tapi menjadi orang tua yang waspada dan terbuka terhadap informasi. Kalau masih tetap menganggap enteng, saya akan mengutip hasil riset Donald Hilton, seorang ahli bedah otak di Amerika Serikat, bahwa “bila kokain merusak otak di tiga bagian maka pornografi atau kecanduan seks akan merusak otak di lima bagian”.

Dan sekali lagi, pertanyannya, sampai kapan peristiwa pornografi, kekerasan seksual, pemerkosaan, penyebaran video porno oleh siapapun, film Indonesia yang hanya menonjolkan adegan mesum dan artis tertentu bertebaran dan longgarnya aturan masuk bisokop terus dibiarkan? sampai kapan kecolongan di buku pelajaran? Sampai kapan pornografi dianggap lebih enteng daripada korupsi, narkoba dan pencurian? Sampai kapan?



Tertanda,

Orang tua yang khawatir dunia apa yang akan disuguhkan pada anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar